Prodi Akuntansi Gelar International Guest lecture Bersama ARI UiTM dan Universitas Bhayangkara Raya

Selasa, 21 Februari 2023 03:46 WIB   Akuntansi

Selasa, 21 Februari 2023, prodi Akuntansi FEB UMM berkolaborasi dengan Accounting Research Institute (ARI) Universiti Teknlogi MARA, Malaysia dan University of Bhayangkara Raya mengadakan International Guest Lecture seri kedua (online) dengan menghadirkan 3 pembicara, yakni Dr. Cris Kuntadi, CA, CPA, QIA, FCMA, CGMA, CIPSAS, ACPA yang merupakan dosen Universitas Bhayangkara Raya, Jakarta, sekaligus senior trainer di ministry of transportation. Pembicara dari ARI menghadirkan Prof. Dr. Nafsiah Mohamed, dan narasumber dari Prodi Akuntansi FEB UMM sendiri adalah Aviani Widyastuti, SE., MSA., Ak., CA.

Mengusung tema Financial Criminology in the Public Sector, International Guest lecture seri kedua ini dihadiri oleh sekitar 200 mahasiswa yang berasal dari CoE Akuntansi Desa, mahasiswa Akuntansi Sektor Publik serta mahasiswa kelas unggulan prodi Akuntansi FEB UMM. Dr. Cris memaparkan ilmu dan pengalamannya mengenai perumusan laporan keuangan dalam berbagai Lembaga pemerintahan di Indonesia dan Luar Negeri. Mantan Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian Perhubungan menyampaikan aspek penting dalam mencegah dan mengendalikan kecurangan laporan keuangan dalam lembaga Pemerintahan. “Kinerja yang baik harus diiringi dengan pelaporan yang baik pula,” ungkap Cris.

Sedangkan narasumber kedua, yakni Prof. Dr. Nafsiah Mohamed dari UiTM, menjelaskan bahwa  saat ini pemerintah sudah membelanjakan anggaran untuk teknologi, kita perlu mengetahui siapa yang mengawasi penggunaan anggaran tersebut dan mengetahui apakah masyarakat sudah mendapatkan manfaat sesuai dengan apa yang seharusnya mereka dapat. Beliau juga menekankan bahwa baik secara langsung maupun tidak langsung penelitian di sektor publik ini perlu mengarah ke aspek finasial dan non finansial, serta menjawab “mengapa” dan “bagaimana”; mengapa suatu kasus terjadi dan bagaimana hasil riset bisa memberi masukan untuk regulasi. Prof. Nafsiah juga menggarisbawahi bahwa tren ke depan kita tidak hanya fokus pada fakta dan figure angka, kite perlu membahas apakah sektor publik sudah melayani masyarakat dengan baik (citizen oriented).

Acara yang dimoderatori oleh salah satu dosen muda prodi Akuntansi FEB UMM, Mudrifah, SE., MM. ini juga membahas tentang kasus-kasus yang banyak terjadi di Indonesia. Hal ini disampaikan oleh narasumber ketiga, yakni Aviani Widyastuti, SE., MSA., Ak., CA. Ia mengungkapkan bahwa Praktik-praktik tidak etis yang dilakukan perusahaan ini antara lain menampilkan data penghasilan yang tidak benar serta modifikasi neraca keuangan demi mendapatkan penilaian kinerja keuangan yang positif. Salah satu kasus yang terkenal adalah pada tahun 2006 atas laporan keuangan tahun sebelumnya, yang mana pada laporan keuangan perusahaan meraup laba Rp 6,9 miliar padahal seharusnya perusahaan merugi Rp 63 miliar. Kimia Farma yang kini menjadi anak usaha PT Bio Farma (Persero), mencatatkan saham perdana untuk publik (IPO) pada 4 Juli 2001, atau 20 tahun silam. Namun pada laporan keuangan audit 31 Desember 2001, manajemen emiten farmasi pelat merah ini melaporkan perolehan laba bersih sebesar Rp 132 miliar.

Para narasumber berharap, para mahasiswa Akuntansi yang notabene nanti menjadi seorang akuntan yang harus mempunyai integritas dan kejujuran yang tinggi harus memupuk diri sejak saat ini.

Shared: