(13/12/19) Fenomena Society 5.0 tidak dapat terelakkan lagi, apalagi bagi sebuah Perguruan Tinggi. Respon Prodi Akuntansi UMM untuk segera menyusun profil lulusan akuntansi dalam menghadapi fenomena tersebutm sangatlah tepat. Dengan mendatangkan pemateri dari Kemendikbud, Ir. Ananto Kusuma Seta, M.Sc., Ph.D., Prodi Akuntansi menyelenggarakan workshop dengan tema “Profiling Accounting Graduate In 5.0 Era”. Bapak Ananto menyampaikan bahwa kita berada di era dimana semua dipermudah. Peran dari teknologi sangatlah menggerus segala aktifitas khususnya akuntan. Apakah profesi akuntan akan mati karena perkembangan teknologi tersebut?
Bapak Ananto mengutip beberapa penelitian tentang pekerjaan yang sustainable di tahun 2030. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa profesi akuntan masih sustainable hingga tahun 2030. Namun Bapak Ananto menegaskan bahwa untuk dapat sustainable, lulusan harus memiliki skill. Top 10 skill pada tahun 2022 yaitu: (1) Analytical thinking and Innovation, (2) Active learning and learning strategies, (3) Creativity, originality and initiatives, (4) Technology design and programming, (5) Critical thinking and analysis, (6) Complex problem solving, (7) Leadership and social influence, (8) Emotional intelligence, (9) Reasoning, problem solving and ideation, (10) Systems analysis and evaluation. Semua skill tersebut harus mampu diinternalisasi oleh dosen melalui metode pembelajaran yang kreatif. Dosen “jaman now” harus mampu memahami user, dalam arti mahasiswa, sehingga metode pembelajaran menjadi nyaman dinikmati oleh mahasiswa. “Seorang dosen harus mampu mengubah model assessment dari know what menjadi know how” jelas Ananto, Staf Ahli Kemendikbud di bidang Inovasi dan daya saing. Salah satu dosen prodi akuntansi, Djoko Sigit Sayogo, menyimpulkan bahwa akuntansi yang mati adalah teknisnya saja, namun body knowledge dari akuntansi itu sendiri tidak akan mati (kdp).